Follow us

MAP

http://www.openstreetmap.org/#map=12/-7.8190/110.4068

FLAG COUNTER

Flag Counter

CUACA

Minggu, 08 Mei 2016

REVIEW FILM SANG PENCERAH

“Sang Pencerah”

Film yang digarap Hanung Bramantyo berjudul “Sang Pencerah”, mengkisahkan tentang KH. Ahmad Dahlan, pelopor pembaruan Islam di Indonesia dan pendiri organisasi Muhammadiyah dengan berbagai intrik yang
menarik untuk diikuti. Dengan durasi tayang selama 120 menit, film menggunakan setting Yogyakarta, ditahun 1888, tempat asal Dahlan dilahirkan.
Dalam silsilah Dahlan termasuk keturunan ke duabelas dari Maulana Malik Ibrahim, seorang wali besar dan terkemuka dari walisongo. Menceritakan tentang sejarah perjuangan hidup Muhammad Darwis atau yang lebih dikenal dengan KH.Ahmad Dahlan sampai berdirinya organisasi Muhammadiyah. Film Sang Pencerah ini mengambil setting padatahun 1800an dan di bintangi oleh Lukman Sardi (pemeran KH Ahmad Dahlan), Zaskia Adya Mecca (Nyai Ahmad Dahlan), Ikra negara (Kyai Abu Bakar), SujiwoTejo, Giring (KH Sudja, murid KH Ahmad Dahlan) dan sejumlah artis pendukung lain seperti Ikra Negara hingga Joshua Suherman yang berperan sebagai tokoh Hisyam muda. Beberapa budayawan juga terlibat semisal Sitok Srengenge, Bambang Paningron dan Bondan Nusantara.Sepulang dari Mekah, Darwis muda mengubah namanya menjadi Ahmad Dahlan. Seorang pemuda usia 21 tahun yang gelisah atas pelaksanaan syariat Islam yang melenceng kearah sesat, Syirik dan Bid'ah.
Film Sang Pencerah diawali dengan gambaran kaum Muslim Jawa yang banyak dipengaruhi oleh ajaran Syekh Siti Jenar. Digambarkan bahwa sultan merupakan representasi Tuhan yang memegang otoritas agama. Hal itu terlihat jelas dengan gelar sultan sebagai khalifatullah ponatagama. Akhirnya, dalam film Sang Pencerah, sosok Ahmad Dahlan setidaknya digambarkan dalam beberapa fase.
       Pertama, fase sebelum berangkat haji atau fase Dahlan muda.
       Kedua, fase setelah kepulangannya dari ibadah haji di Mekkah atau fase awal perjuangan.
       Ketiga, fase konsolidasi.
Dalam ketiga fase tersebut, sosok Dahlan yang mencolok dalam Sang Pencerah adalah konsistensinya memegang prinsip kebenaran yang dia yakini, walaupun pernah putus asa atas kondisi masyarakatnya.

Berikut gagasan-gagasan yang dilakukan Ahmad Dahlandalam film sang pencerah :
Bidang Agama : Mengubah arah kiblat yang dulunya mengarah sebelah barat menjadi serong 23 derajat dari posisi semula, Menegakkan kembali kepada Al-Qur’an dan As sunnah, Menghilangkan praktek tradisi yang menimbulkan kesesatan bagi yang menjalaninya. BidangSosial : Mendirikan Organisasi Muhammadiyah yang bersumber pada Al Qu’an dan Al hadist dan mementingkan kebutuhan masyarkat daripada kebutuhan individu, Sesuai dengan surat Al Ma’un, ia mengajarkan untuk menyatuni fakir miskin. Bidang Pendidikan : Mendirikan sekolah yang mengajarkan agama Islam walaupun pada film yang masih berada di suraunya untuk mengajarkan pendidikan kepada anak-anak.
Description: D:\KULIAH DWI KURNIATI\SEMESTER 1\KEMUHAMMADIYAHAN\ahmad-dahlan2.jpg
Nilai-nilai Dakwah dala film Sang Pencerah yaitu : Nilai Kesetaraan (Egalitarianisme)Manusia pada prinsipnya memiliki hak yang sama di mata Tuhan. Dalam film SP, nilai-nilai ini ditunjukkan oleh Ahmad Dahlan. Siapa pun berhak mengajukan pendapat, Nilai Islam Rahmatan lil-Alami, Nilai Islam rahmatan lil-alamin21 adalah gambaran “wajah” Islam yang damai, sejuk, dan teduh. Islam yang didasarkan pada nilai-nilai universalitas 22 termuat dalam firman-Nya, “Aku tidak mengutusmu (Muhammad), melainkan sebagai penebar kasih sayang bagi   alam semesta” (QS. al-Anbiya: 107). Petikan ayat tersebut dijadikan Dahlan untuk mengawali awal khotbah jumatnya di Masjid Gede. Nilai Kesenian sebagai Metode Dakwah yaitu Ada ungkapan bahwa hidup dengan seni akan menjadi indah. Seni dalam konteks dakwah sama dengan film sebagai media dakwah. Dalam film SP, Dahlan tampak memainkan biola dengan piawai. Suatu ketika, suara biola terdengar dari kejauhan dengan lagu Lir-Ilir. Dahlan dalam berbagai kesempatan menjadikan biola sebagai salah satu alat dakwah, Nilai Tauhid (Monoteisme, Nilai ini berarti menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya sembahan, Tuhan yang esa (tunggal). Tuhanlah yang menjadi pusat tujuan. Ajaran tauhid tampak dalam SP ketika Dahlan mengambil sesaji, yang dia anggap mubazir. Sesaji adalah makanan yang biasa dipersembahkan kepada roh leluhur untuk tujuan tertentu. Hal itu bertentangan dengan ajaran agama yang menganjurkan untuk memohon hanya pada Tuhan, bukan pada leluhur. Nilai Pluralisme (Nilai ini menghargai kemajemukan beragama. Dakwah tidak bisa Kontekstualita menafikan adanya komunitas agama lain.), Dakwah Dahlan sesuai norma agama bahwa ada komunitas agama lain selain Islam yang diyakini.





0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More
$(".tabs-widget-content-widget-themater_tabs-1432447472-id").hide(); $("ul.tabs-widget-widget-themater_tabs-1432447472-id li:first a").addClass("tabs-widget-current").show(); $(".tabs-widget-content-widget-themater_tabs-1432447472-id:first").show(); $("ul.tabs-widget-widget-themater_tabs-1432447472-id li a").click(function() { $("ul.tabs-widget-widget-themater_tabs-1432447472-id li a").removeClass("tabs-widget-current a"); $(this).addClass("tabs-widget-current"); $(".tabs-widget-content-widget-themater_tabs-1432447472-id").hide(); var activeTab = $(this).attr("href"); $(activeTab).fadeIn(); return false; }); });