Follow us

MAP

http://www.openstreetmap.org/#map=12/-7.8190/110.4068

FLAG COUNTER

Flag Counter

CUACA

Minggu, 08 Mei 2016

REVIEW BUKU

DATA BUKU
Judul                     : “Kuliah AQIDAH ISLAM”
                                                                                Penulis                 : Prof. Dr. Yunahar Ilyas, Lc.,MA.
                                                                                Penerbit               : LPPI UMY
Edisi                      : Pertama, 1992
Tebal                     : 197 Halaman 
Review:
D
alam memahami agama islam, setidaknya dapat digunakan dua macam pendekatan, yaitu dengan pendekatan normatif dan pendekatan non normatif. Pemahaman agama secara normatif member muatan agama isam yang bersumber dari Al-Quran dan As-Sunnah, baik dalm bidang Aqidah, ibadah, maupun Akhlaq. Sedangkan pemahaman agama secara non normatif lebih menekankan pada
perbincangan intelektual tenatang bagaimana memahami seklaigus bagaiamana menyampaikan agama tersebut dengan memanfaatkan temuan ilmu-ilmu social yang telah berkembangpesat baik berupa pendekatan sosiologis,psikologis, historis, maupun filosofis.
Dalam buku yang berjudul Kuliah Aqidah Islam ini ada beberapa pembahasan yang didalamnya dibahas mengenai : Pengertian Aqidah, Allah Subhanahu Wa Ta’Ala, Malaikat, Kitab-kitab Allah Swt, Nabi dan Rosul, Hari Akhir, dan Taqdir.
Pada bab  pertama, dibahas tentang Aqidah. Aqidah sendiri berarti ikatan, perjanjian, dan keyakianan. Keyakinan disini yaitu meyakini dengan sepenuh hati tanpa ada edikitpun keraguan didalamnya. Keyakinan tidak boleh bercampur dengan keraguan. Aqidah harus mendatangkan ketentraman jiwa. Tingkat keyakinan seseorang tergantung pada tingkat pemahaman nya.
Adapun istilah lain tentang aqidah yaitu : Iman, Tauhid, Ushuluddin, Ilmu Kalam, Fikih Akbar. Ruang lingkup dalam aqidah sendiri yaitu : Ilahiyat, Nubuwat, Ruhaniyat, Sam’iyyat. Disamping itu pembahasan aqidah juga bias mengikuti sistematika Iman yaitu : Iman kepada Allah Swt, Iman kepada Malaikat, Iman kepada Kitab-kitab Allah Swt, Iman kepada Nabi dan Rosul, Iman kepada Hari Akhir, dan Iman kepada Takdir Allah Swt. Tingkat keimanan seseorang tergantung tingkat pemahamanya.
Pada bab kedua, buku ini membahas tentang Allah SWT. Yang mana dijelaskan pula tentang wujud Allah, Tauhidullah, Makna La illah haila Allah, Yang membatalkan Kalimat Syahadat, Al-Asma’ was shifat, Ilmu Allah, Ma’iyyatullah, dan Syirik.

Wujud Allah : Wujud Allah disini adalah Allah sebagai al-awal yaitu tidak ada permulaan bagi Wujud-Nya. Dia juga Al-akhir artinya tidak ada akhir dari Wujud-Nya. Tidak pula ada sesuatu yang menyerupai Wujud-Nya.
Tauhidullah : Esensi iman kepada Allah SWT adalah Tauhid yaitu mengesakan-Nya, baik zat, asma was-siffat, maupun af al(perbuatan)-Nya . Ada 3 dimensi Tauhid yaitu : tauhid rububiyah, tauhid mulkiyah, dan tauhid illahiyah. Dalam 3 dimensi tersebut berlaku teori 2 dalil yaitu dalil Talazum dan dalil Tadhamun. Dalil Talazum disini berarti kemestian, setiap orang mesti meyakini tauhid rububiyah dan meyakini pula tauhid mulkiyah dan illahiyah.  Sedangkan Dalil Tadhamun berarti cakupan, setiap orang yang sudah sampai ke tingkat Tauhid illahiyah tentu sudah melalui tauhid rububiyah dan mulkiyah.

Makna La illah hailla Allah : Allah SWT memilih kalimat Thayiyibah yaitu : “Laillahaillallah” karena kalimat ini cangkupanya sangat luas, mencangkup pengertian Rububiyah dan Mulkiyah. Iqrar La Ilaha Illallah bersifat Komperhensif. Untuk menerjemahkan Iqrar La Illallah ke dalam bahasa Indonesia kita harus terlebih dahulu memahami susunan kalimatnya. Dengan demikian kalimat Tauhid ini mengandung pengertian “sesungguhnya tiada Tuhan yang benar-benar berhak disebut Tuhan selain Allah SWT semata”.
Disini disebutkan bahawa kalimat La illah hailla Allah ini memiliki hakikat dan dampaknya.  Iqrar La Ilaha Illallah  tidak akan dapat diwujudkan secara benar tanpa mengikuti petunjuk yang disampaikan oleh Rasulullah SAW. Iqrar La Ilaha Illallah harus diikuti oleh iqrar Muhammad Rasulullah. Dua iqrar  itulah yang disebut dengan dua kalimah syahadat( syahadatain ). Dua kalimat syahadat itu ialah : “Asyhadu ala illaha illalah waasyhadu anna muhammad rasulullah”.
Adapun yang membatalkan dua kalimat Syahadat dapun yang membatalkan dua kalimat Syahadat salah satunya adalah perbuatan yang sangat dimurkai Allah sat dan menjadi Dosa yang sangat besar yaitu SYIRIK. Syirik adalah mempersekutukan Allah Swt dengan mahluk-Nya, baik dalam dimensi rububiyah, mulkiyah, maupun ilahiyah, secara langsung maupun tidak langsung , secara nyata atau terselubung.
Bab ke tiga membahas tentang Malaikat. Malaikat adalah salah satu maklhuk ghaib yang diciptaka Allah Swt dari cahaya (nur). Malaikat diciptakan lebih dahulu dari manusia pertama ( Adam a.s ). Sebagai makhluk ghaib wujud malaikat tidak dapat dilihat, didengar, diraba, dicium, dan dicicipi/dirasakan oleh manusia. Malaikat amat patuh kepada Allah swt, namun sebagai makhluk Allah swt. manusia lebih tinggi derajatnya di mata Allah swt di bandingkan makhluk Allah swt lainya termasuk malaikat.
Dan di bab keempat, ada beberapa pembahasan tentang Kitab-kitab Allah swt. Kitab-kitab Allah Swt adalah sebagai wahyu,karena kitab suci yang diturunkan oleh Allah swt pada para nabi dan rosul-Nya itu adalah kumpulan dari wahyu-wahyu-Nya. Kitab-kitab Allah swt ini diturunkan untuk menjadi petunjuk hidup manusia. Adapun kitab-kitab yang diturunkan Allah swt ialah : kitab zabur, taurat, injil, shuhuf Ibrahim dan musa, dan Al-Quran. Dari kelima kiatab suci itu Al-Quran menjadi kitab terakhir yang diwahyuka Allah swt kepada Rosullah saw. Al-Quran sangat terjaga kemurnian dan keasliannya hingga saat ini. Kitab Al-Quran memiliki beberapa keistimewaan, yaitu : kitab Al-Quran berlaku umum untuk semua umat manusia didunia ini dimanapun dan kapanpun hingga akhir zaman nanti. Al-Quran mencangkup seluruh kehidupan manusia. Allah swt senantiasa menjaga keutuhan dan kemurnian Al-Quran. Allah swt menjadikan Al-Quran mudah untu dipahami, dihafal, dan di amalkan. Sebagai umat muslim kita harus mengimani adanya kitab-kitab suci dari Allah swt, namun ada perbedaan konsekuensi keimanan antara iman kepada Al-Quran dan iman kepada kitab suci sebelumnya.
Bab kelima, Bab ini mengulas tentang Nabi dan Rosul. Seperti kita ketahui bahwasanya nabi dan rosul itu adalah seorang manusia biasa yang diciptakan Allah swt, namun orang-orang ini memiliki beberapa keistimewaan. Nabi dengan rosul sebenarnya berbeda. Kalau Rosul tentu seorang Nabi, namun seorang Nabi belum tentu Rosul. Nabi sendiri ialah seseorang yang diberi wahyu oleh Allah swt yang tidak diberi kewajiban oleh Allah swt untuk menyampaikanya. Seangkan Rosul adalah seseorang yang diutus Allah swt untuk menyampaikan misi dan pesan ( ar-risalah ).  Nabi dan Rosul tentu mempunyai sifat-sifat baik. Adapun beberapa syarat kepribadian, keturunan, dan kebutuhan masyarakat ada 3 yaitu : Al-Mistsaliyah ( Keteladanan ), yakni berarti seseorang yang akan diangkat menjadi Nabi harus memiliki kemanusiaan yang sempurna, baik fisik, akal pikiran, dan rohaninya. Kedua adala SyarafAn-Nasab ( Keturunan yang mulia), yakni seseorang yang akan diangkat menjadi Nabi harus berasal dari keturunan yang mulia. Berakhlak mulia, menjaga kehormatan diri dan keluarga, terpandang dan dihormati oleh kaumnya. Dan yang ketiga adalah ‘Amul Az-Zaman, yaitu seseorang yang kehadiranya sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk mengisi kekosongan rohani, memperbaiki akhlak dan kepribadian masyarakat agar dapat hidup sesuai dengan fitrah penciptaanya. Rosul Allah swt adalah Nabi Muhammad Saw. Beliau adalah seorang Nabi terakhir dimuka bumi ini. Beliaulah adalah seorang utusan Allah swt yang sangat dinantikan umat muslim agar umat manusia mendapatkan syafaatnya di yaumul akhir nanti. Nabi Muhammad Saw adalah seorang yang sangat berjasa di tengah umat islam, karena beliaulah umat manusia bangkit dari masa yang penuh dengan  kegelapan menuju dunia yang terang benderang seperti saat ini. Sebagai umat islam yang baik kita harus menimani adanya Nabi dan Rosul, karena pada dasarnya iman kepada Nabi dan Rosul adalah salah satu Rukun Iman.
Bab ke enam, Hari akhir. Yang dimaksud hari akhir disini ialah kehidupan yang kekal sesudah kehidupan di dunia yang fana ini berakhir. Proses peristiwa hari akhir dimulai dari Alam Kubur, dimana manusia setelah meninggal dunia/mati akan memasuki alam barzakh yaitu alam pembatas antara alam dunia dan alam akhirat. Selanjutnya yaitu peristiwa Kiamat, diamana pada hari itu tak seorangpun yang tahu termasuk nabi dan Rosul kapan akan terjadi. Kiamat adalah hari dimana hancurnya alam semesta dan seisinya, tak ada satupun makluk Allah swt yang selamat dihari kehancuran itu.  Selanjutnya manusia akan mengalami kebangkitan, dimana manusia dibangkitkan dari kubur ketika malaikat Israfil meniupkan terompet sangkakalanya yang kedua. Setelah manusia dibangkitkan dari alam kuburnya, mereka akan dikumpulkan dalam padang yang sangat luas yaitu padang Mahsyar untuk menunggu perhitungan / hisab amal perbuatan mereka di dunia. Perhitungan dan pertimbangan akan dilaksanakan sesuai isi kitab yang mencatat semua perbuatan manusia selama di dunia. Dan setelah perhitungan tentunya ada Pembalasan. Dimana setiap amal perbuatan manusia yang telah dilakukanya selama di dunia akan mendapat balasan yang setimpal.
Bab ketujuh , Yaitu tentang Taqdir. Taqdir ialah kehendak atau ketetapan Allah Swt terhadap segala sesuatu. Seorang muslim wajib beriman kepada Taqdir sebagaimana yang telah dielaskan oleh Allah Swtdalam Al-Quran dan Sunnah Rasul. Kita harus memahami taqdir secara benar, karena kesalahan memahami taqdir akan melahirkan pemahaman dan sikap yang salah pula dalam menempuh kehidupan di dunia ini.

Dari berbagai kesimpulan diatas, dapat disimpulkan bahwa masalah Aqidah Islam harus dipahami dan diyakini dengan benar oleh setiap muslim seperti yang dijelaskan Allah Swt dan Rosul-Nya.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More
$(".tabs-widget-content-widget-themater_tabs-1432447472-id").hide(); $("ul.tabs-widget-widget-themater_tabs-1432447472-id li:first a").addClass("tabs-widget-current").show(); $(".tabs-widget-content-widget-themater_tabs-1432447472-id:first").show(); $("ul.tabs-widget-widget-themater_tabs-1432447472-id li a").click(function() { $("ul.tabs-widget-widget-themater_tabs-1432447472-id li a").removeClass("tabs-widget-current a"); $(this).addClass("tabs-widget-current"); $(".tabs-widget-content-widget-themater_tabs-1432447472-id").hide(); var activeTab = $(this).attr("href"); $(activeTab).fadeIn(); return false; }); });