DATA BUKU
Judul :
“Kuliah AQIDAH ISLAM”
Penulis : Prof. Dr. Yunahar Ilyas,
Lc.,MA.
Penerbit : LPPI UMY
Edisi :
Pertama, 1992
Tebal : 197 Halaman
Review:
D
|
alam memahami agama islam, setidaknya dapat digunakan dua
macam pendekatan, yaitu dengan pendekatan normatif dan pendekatan non normatif.
Pemahaman agama secara normatif member muatan agama isam yang bersumber dari
Al-Quran dan As-Sunnah, baik dalm bidang Aqidah, ibadah, maupun Akhlaq.
Sedangkan pemahaman agama secara non normatif lebih menekankan pada
perbincangan intelektual tenatang bagaimana memahami seklaigus bagaiamana
menyampaikan agama tersebut dengan memanfaatkan temuan ilmu-ilmu social yang
telah berkembangpesat baik berupa pendekatan sosiologis,psikologis, historis,
maupun filosofis.
Dalam buku yang
berjudul Kuliah Aqidah Islam ini ada beberapa pembahasan yang didalamnya
dibahas mengenai : Pengertian Aqidah, Allah Subhanahu Wa Ta’Ala, Malaikat,
Kitab-kitab Allah Swt, Nabi dan Rosul, Hari Akhir, dan Taqdir.
Pada bab pertama, dibahas tentang Aqidah. Aqidah sendiri berarti ikatan,
perjanjian, dan keyakianan. Keyakinan disini yaitu meyakini dengan sepenuh hati
tanpa ada edikitpun keraguan didalamnya. Keyakinan tidak boleh bercampur dengan
keraguan. Aqidah harus mendatangkan ketentraman jiwa. Tingkat keyakinan
seseorang tergantung pada tingkat pemahaman nya.
Adapun istilah lain tentang aqidah yaitu : Iman, Tauhid,
Ushuluddin, Ilmu Kalam, Fikih Akbar. Ruang lingkup dalam aqidah sendiri yaitu :
Ilahiyat, Nubuwat, Ruhaniyat, Sam’iyyat. Disamping itu pembahasan aqidah juga
bias mengikuti sistematika Iman yaitu : Iman kepada Allah Swt, Iman kepada
Malaikat, Iman kepada Kitab-kitab Allah Swt, Iman kepada Nabi dan Rosul, Iman
kepada Hari Akhir, dan Iman kepada Takdir Allah Swt. Tingkat keimanan seseorang
tergantung tingkat pemahamanya.
Pada bab kedua, buku ini membahas tentang Allah SWT. Yang mana dijelaskan
pula tentang wujud Allah, Tauhidullah, Makna La illah haila Allah, Yang
membatalkan Kalimat Syahadat, Al-Asma’ was shifat, Ilmu Allah, Ma’iyyatullah,
dan Syirik.
Wujud Allah :
Wujud Allah disini adalah Allah sebagai al-awal yaitu tidak ada permulaan bagi
Wujud-Nya. Dia juga Al-akhir artinya tidak ada akhir dari Wujud-Nya. Tidak pula
ada sesuatu yang menyerupai Wujud-Nya.
Tauhidullah :
Esensi iman kepada Allah SWT adalah Tauhid yaitu mengesakan-Nya, baik zat, asma
was-siffat, maupun af al(perbuatan)-Nya . Ada 3 dimensi Tauhid yaitu : tauhid
rububiyah, tauhid mulkiyah, dan tauhid illahiyah. Dalam 3 dimensi tersebut
berlaku teori 2 dalil yaitu dalil Talazum dan dalil Tadhamun. Dalil Talazum
disini berarti kemestian, setiap orang mesti meyakini tauhid rububiyah dan
meyakini pula tauhid mulkiyah dan illahiyah.
Sedangkan Dalil Tadhamun berarti cakupan, setiap orang yang sudah sampai
ke tingkat Tauhid illahiyah tentu sudah melalui tauhid rububiyah dan mulkiyah.
Makna La illah
hailla Allah : Allah SWT memilih kalimat Thayiyibah yaitu : “Laillahaillallah”
karena kalimat ini cangkupanya sangat luas, mencangkup pengertian Rububiyah dan
Mulkiyah. Iqrar La Ilaha Illallah bersifat Komperhensif. Untuk menerjemahkan
Iqrar La Illallah ke dalam bahasa Indonesia kita harus terlebih dahulu memahami
susunan kalimatnya. Dengan demikian kalimat Tauhid ini mengandung pengertian
“sesungguhnya tiada Tuhan yang benar-benar berhak disebut Tuhan selain Allah
SWT semata”.
Disini disebutkan bahawa kalimat La illah hailla Allah ini
memiliki hakikat dan dampaknya. Iqrar La
Ilaha Illallah tidak akan dapat
diwujudkan secara benar tanpa mengikuti petunjuk yang disampaikan oleh
Rasulullah SAW. Iqrar La Ilaha Illallah harus diikuti oleh iqrar Muhammad
Rasulullah. Dua iqrar itulah yang
disebut dengan dua kalimah syahadat( syahadatain ). Dua kalimat syahadat itu
ialah : “Asyhadu ala illaha illalah waasyhadu anna muhammad rasulullah”.
Adapun yang membatalkan dua kalimat Syahadat dapun yang
membatalkan dua kalimat Syahadat salah satunya adalah perbuatan yang sangat
dimurkai Allah sat dan menjadi Dosa yang sangat besar yaitu SYIRIK. Syirik
adalah mempersekutukan Allah Swt dengan mahluk-Nya, baik dalam dimensi
rububiyah, mulkiyah, maupun ilahiyah, secara langsung maupun tidak langsung ,
secara nyata atau terselubung.
Bab ke tiga membahas tentang Malaikat. Malaikat adalah salah satu
maklhuk ghaib yang diciptaka Allah Swt dari cahaya (nur). Malaikat diciptakan
lebih dahulu dari manusia pertama ( Adam a.s ). Sebagai makhluk ghaib wujud
malaikat tidak dapat dilihat, didengar, diraba, dicium, dan dicicipi/dirasakan
oleh manusia. Malaikat amat patuh kepada Allah swt, namun sebagai makhluk Allah
swt. manusia lebih tinggi derajatnya di mata Allah swt di bandingkan makhluk
Allah swt lainya termasuk malaikat.
Dan di bab keempat, ada beberapa pembahasan tentang Kitab-kitab Allah swt.
Kitab-kitab Allah Swt adalah sebagai wahyu,karena kitab suci yang diturunkan
oleh Allah swt pada para nabi dan rosul-Nya itu adalah kumpulan dari
wahyu-wahyu-Nya. Kitab-kitab Allah swt ini diturunkan untuk menjadi petunjuk
hidup manusia. Adapun kitab-kitab yang diturunkan Allah swt ialah : kitab
zabur, taurat, injil, shuhuf Ibrahim dan musa, dan Al-Quran. Dari kelima kiatab
suci itu Al-Quran menjadi kitab terakhir yang diwahyuka Allah swt kepada
Rosullah saw. Al-Quran sangat terjaga kemurnian dan keasliannya hingga saat
ini. Kitab Al-Quran memiliki beberapa keistimewaan, yaitu : kitab Al-Quran
berlaku umum untuk semua umat manusia didunia ini dimanapun dan kapanpun hingga
akhir zaman nanti. Al-Quran mencangkup seluruh kehidupan manusia. Allah swt
senantiasa menjaga keutuhan dan kemurnian Al-Quran. Allah swt menjadikan
Al-Quran mudah untu dipahami, dihafal, dan di amalkan. Sebagai umat muslim kita
harus mengimani adanya kitab-kitab suci dari Allah swt, namun ada perbedaan
konsekuensi keimanan antara iman kepada Al-Quran dan iman kepada kitab suci
sebelumnya.
Bab kelima, Bab ini
mengulas tentang Nabi dan Rosul. Seperti kita ketahui bahwasanya nabi dan rosul
itu adalah seorang manusia biasa yang diciptakan Allah swt, namun orang-orang
ini memiliki beberapa keistimewaan. Nabi dengan rosul sebenarnya berbeda. Kalau
Rosul tentu seorang Nabi, namun seorang Nabi belum tentu Rosul. Nabi sendiri
ialah seseorang yang diberi wahyu oleh Allah swt yang tidak diberi kewajiban
oleh Allah swt untuk menyampaikanya. Seangkan Rosul adalah seseorang yang
diutus Allah swt untuk menyampaikan misi dan pesan ( ar-risalah ). Nabi dan Rosul tentu mempunyai sifat-sifat
baik. Adapun beberapa syarat kepribadian, keturunan, dan kebutuhan masyarakat
ada 3 yaitu : Al-Mistsaliyah ( Keteladanan ), yakni berarti seseorang yang akan
diangkat menjadi Nabi harus memiliki kemanusiaan yang sempurna, baik fisik,
akal pikiran, dan rohaninya. Kedua adala SyarafAn-Nasab ( Keturunan yang
mulia), yakni seseorang yang akan diangkat menjadi Nabi harus berasal dari
keturunan yang mulia. Berakhlak mulia, menjaga kehormatan diri dan keluarga,
terpandang dan dihormati oleh kaumnya. Dan yang ketiga adalah ‘Amul Az-Zaman,
yaitu seseorang yang kehadiranya sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk
mengisi kekosongan rohani, memperbaiki akhlak dan kepribadian masyarakat agar
dapat hidup sesuai dengan fitrah penciptaanya. Rosul Allah swt adalah Nabi
Muhammad Saw. Beliau adalah seorang Nabi terakhir dimuka bumi ini. Beliaulah
adalah seorang utusan Allah swt yang sangat dinantikan umat muslim agar umat
manusia mendapatkan syafaatnya di yaumul akhir nanti. Nabi Muhammad Saw adalah
seorang yang sangat berjasa di tengah umat islam, karena beliaulah umat manusia
bangkit dari masa yang penuh dengan
kegelapan menuju dunia yang terang benderang seperti saat ini. Sebagai
umat islam yang baik kita harus menimani adanya Nabi dan Rosul, karena pada
dasarnya iman kepada Nabi dan Rosul adalah salah satu Rukun Iman.
Bab ke enam, Hari akhir. Yang
dimaksud hari akhir disini ialah kehidupan yang kekal sesudah kehidupan di
dunia yang fana ini berakhir. Proses peristiwa hari akhir dimulai dari Alam
Kubur, dimana manusia setelah meninggal dunia/mati akan memasuki alam barzakh
yaitu alam pembatas antara alam dunia dan alam akhirat. Selanjutnya yaitu
peristiwa Kiamat, diamana pada hari itu tak seorangpun yang tahu termasuk nabi
dan Rosul kapan akan terjadi. Kiamat adalah hari dimana hancurnya alam semesta
dan seisinya, tak ada satupun makluk Allah swt yang selamat dihari kehancuran
itu. Selanjutnya manusia akan mengalami
kebangkitan, dimana manusia dibangkitkan dari kubur ketika malaikat Israfil
meniupkan terompet sangkakalanya yang kedua. Setelah manusia dibangkitkan dari
alam kuburnya, mereka akan dikumpulkan dalam padang yang sangat luas yaitu
padang Mahsyar untuk menunggu perhitungan / hisab amal perbuatan mereka di
dunia. Perhitungan dan pertimbangan akan dilaksanakan sesuai isi kitab yang
mencatat semua perbuatan manusia selama di dunia. Dan setelah perhitungan
tentunya ada Pembalasan. Dimana setiap amal perbuatan manusia yang telah
dilakukanya selama di dunia akan mendapat balasan yang setimpal.
Bab ketujuh , Yaitu tentang Taqdir. Taqdir ialah kehendak atau
ketetapan Allah Swt terhadap segala sesuatu. Seorang muslim wajib beriman
kepada Taqdir sebagaimana yang telah dielaskan oleh Allah Swtdalam Al-Quran dan
Sunnah Rasul. Kita harus memahami taqdir secara benar, karena kesalahan
memahami taqdir akan melahirkan pemahaman dan sikap yang salah pula dalam
menempuh kehidupan di dunia ini.
Dari berbagai kesimpulan diatas, dapat disimpulkan bahwa masalah
Aqidah Islam harus dipahami dan diyakini dengan benar oleh setiap muslim
seperti yang dijelaskan Allah Swt dan Rosul-Nya.
0 komentar:
Posting Komentar