Follow us

MAP

http://www.openstreetmap.org/#map=12/-7.8190/110.4068

FLAG COUNTER

Flag Counter

CUACA

Minggu, 10 April 2016

AKHLAQ



AKHLAQ

I.                   AKHLAQ TERHADAP ALLAH SWT

A.    TAQWA

a.      Pengertian Taqwa
Taqwa ialah memelihara diri dari siksa Allah SWT dengan menaati segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.


b.      Hakikat Taqwa
Hakikat Takwa adalah memadukan aspek iman, islam dan ikhsan. Dengan demikian orang yang bertakwa adalah orang yang dalam waktu bersamaan menjadi mukmin, muslim, muhsin.

c.       Manfaat Takwa :
·         Mendapatkan Penjagaan Dan Perlindungan Dari Musuh.      
 وَََإِنْ تَصْبِرُوْا وَتَتَّقُوْا لاَيََضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا
Artinya: "Jika kalian bersabar dan bertaqwa, niscaya tipu daya mereka sedikit pun tidak mendapatkan kemadharatan bagi kalian" (Surat Ali 'Imron: 120).
·         Mendapatkan Dukungan Dan Kemenangan.


 إِنَّ اللهَ مَعَ الَّذِيْنَ اتَّقَوْا وَالَّذِيْنَ هُمْ مُحْسِنُوْنَ
Artinya: "Sesungguhnya ALLAH beserta orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan" (Surat An-Nahl: 128).
·         Mendapat rezeki tanpa diduga
·         Mendapat kemudahan dalam urusanya


B.     CINTA dan RIDHO

a.      Pengertian Cinta & Ridho

·         Cinta adalah Kesadaran diri, perasaan jiwa dan dorongan hati yang menyebabkan seseorang terpaut hatinya kepada apa yang dicintainya dengan penuh semangat dan rasa kasih sayang.
·         Ridho adalah menerima dengan sepenuh hati tanpa penolakan sedikitpun segala sesuatu yang datang dari Allah swt, baik berupa perintah, larangan, ataupun petunjuk-Nya dengan senang hati.

b.      Tingkatan Cinta

·         Cinta Utama (al-mahabbah al-ula) : Cinta kepada Allah SWT & Rosul-Nya.
·         Cinta Menengah (al-mahabbah al-wustha)          : Cinta kepada ibu bapak, anak, sanak sodara, harta benda, dll.
·         Cinta Paling rendah (al-mahabbah al-adna)        : Cinta melebihi  pada cinta utama, cinta ini jatuh menjadi cinta yang hina, tidak ada nilainya.
Sejalan dengan cinta, seorang muslim harus Ridho dengan segala aturan dan keputusan Allah SWT. Seorang muslim harus bisa menerima sepenuh hati, tanpa penolakan sedikitpun. Dengan keyakinan seperti itu seorang muslim juga akan rela menerima segala qada’ dan qodar Allah SWT terhadap dirinya.


C.    IKHLAS

a.      Pengertian Ikhlas

·         Secara Estimologis/ bahasa          : Khalasha ( bersih,  murni )
·         Secara Terminologis/istilah           : Beramal semata-mata mengharapkan Ridho Allah Swt.
·         Secara Umum                               : Berbuat tanpa pamrih tanpa pamrih, semata-mata mengharap ridho Allah swt.

b.      Tiga unsur Ikhlas

·         Niat yang Ikhlas ( Ikhlas an-niyah )
·         Beramal dengan sebaik-baiknya ( itqan al-amal )
·         Memanfaatkan hasil usaha dengan tepat (jaudah al-ada’)

c.       Keutamaan Ikhlas

Hanya dengan keikhlasan semua amal ibadah akan diterima oleh Allah SWT dengan dalam firmannya dalam QS. AL Bayinah ayat 5, yang artinya :
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya beribadah kepada Allah  dengan   mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama dengan lurus ”

·         Lawan dari Ikhlas adalah Riya’ , yaitu melakukan sesuatu bukan karena Allah swt, tapi karena ingin dipuji atau karena pamri.







D.    KHAUF & ROJA’

a.      Pengertian

·         Khauf(takut)          : Rasa takut dalam diri atau kegalauan membayangkan sesuatu yang tidak disukai yang akan menimpannya.
Menurut Syyid Sa’biq ada 2 sebab ketakutan seseorang yaitu :
1.      Karena dia mengenal Allah swt
2.      Karena dosa-dosa yang dilakukanya, dia takut akan azab Allah swt.
·         Roja’(harapan)     : Bergantungnya hati dalam meraih sesuatu di kemudian hari. Roja’ harus didahului dengan usaha yang sungguh2.

Dampak positive dari Khauf :
1.      Melahirkan keberanian menyatakan kebenaran dan memberantas kemungkaran secara tegas tanpa ada rasa takut pada mahluk yang menghambatnya.
2.      Menyadarkan Manusia untuk tidak meneruskan kemaksiatan yang telah dilakukanya dan menjauhkannya dari segala macam bentuk kefasikan dan hal-hal yang diharamkan oleh Allah swt.



E.     TAWAKAL

a.      Pengertian

Tawakal adalah membebaskan hati dari segala ketergantungan kepada selain Allah SWT dan menyerahkan keputusan kepada-Nya. Setiap orang yang beriman semua urusan kehidupan, dan semua manfaat dan mudharat ada ditangan Allah, akan menyerahkan segala urusan sesuatunya kepada-Nya dan akan ridha dengan segala kehendak-Nya.

b.      Perintah Tawakal

Seorang muslim hanya boleh bertawakal kepada Allah.QS.HUD:123
“Dan kepunyaan Allah-lah apa yang ghaib dilangit dan dibumi dan kepada-Nya-lah dikembalikan urusan-urusan semuanya, maka sembahlah Dia, dan bertawakallah kepada-Nya. Dan sekali-kali Tuhanmu tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan.”




c.       Tawakal & Ikhtiar

Tawakal harus diawali dengan kerja keras dan usaha yang maksimal(ikhtiar). Seseorang tidak dikatakan tawakal apabila ia hanya pasrah menunggu nasib sambil berpangku tangan tanpa melakukan apa-apa.

d.       Hikmah Tawakal
·         Mendapatkan ketenangan bathin ia bisa bersikap sabar ketika mendapat musibah, dan selalu beryukur ketika mendapat nikmat.
·         Dan jika dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki  konsep tawakal dalam hidupnya,  dia akan stres dan putus asa.
·         Jika dia berhasil dia juga akan sombong.




F.     SYUKUR

a.      Pengertian

Syukur adalah memuji si pemberi nikmat atas kebaikan yang telah dilakukanya. Syukurnya seorang hamba dinilai dari 3 hal, yang apabila ketiganya tidak berkumpul maka tidaklah dikatakan brsyukur. 3 Hal itu  ialah :
·         Mengakui Nikmat dalam batin ( Berkaitan dengan Hati ), hati untuk Ma’rifah & Mahabbah.
·         Membicarakanya secara lahir  ( Berkaitan dengan Lisan ), lisan untuk memuja & menyebut nama Allah swt.
·         Menjadikannya sebagai sarana untuk beribadah kepada Allah Swt (Anggota Tubuh ), untuk beribadah dan menjaga diri dari kemaksiatan.

b.      3 Dimensi Syukur

·         Hati : Ma’rifah & Mahabbah
Mengakui dalam batin
·         Lisan : Memuja dan Menyebut nama Allah Swt
Membicarakannya secara lahir
·         Anggota Tubuh : Beribadah, menjalankan perintah-Nya, dan menjauhi larangan-Nya.
Menjadikanya sarana untuk taat kepada Allah Swt.

c.   Keutamaan  Syukur

“Karena itu ,ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku akan ingat pula kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku” (Qs. Al-Baqoroh 2 : 152).
G.    MURAQABAH

a.      Pengertian

·         Muroqobah adalah kesadaran seorang muslim bahwa dia selalu   berada dalam pengawasan Allah SWT.
·         Menurut Rasulullah saw, muraqabah yang paling tinggi yaitu apabila seseorang dalam beribadah kepada Allah SWT bersikap seolah-olah dia dapat melihat-Nya.

b.      Beberapa firman Allah SWT yang  selalu mengawasi tingkah laku manusia :

·         “...Sesungguhnya Allah Swt selalu menjaga dan mengawasi kamu..” (QS. An-Nisa’ 4:1 ).
·         “...Dan adalah Allah Swt Maha mengawasi segala sesuatu. (QS. Al-Ahzab 33:52 ).
·         “...Dia mengetahui ( pandangan ) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati.” ( QS. Al-Mukmin 40:19 ).

c.       Muhasabah
Muhasabah adalah perhitungan atau evaluasi terhadap amal perbuatan, tingkah laku an sikap hatinya sendiri. Muhasabah sesudah amal ada 3 macam yaitu :
·         Muhasabah Hak Allah SWT yaitu tentang keikhlasanya beramal karena Allah Swt.
·         Muhasabah amalan mubah atau kebiasaannya.
·         Muhasabah amalan yang akan lebih baik tidak dilakukan daripada melakukanya.

d.      Manfaat Muhasabah

·         Untuk mengetahui kelemahan diri supaya dia dapat memperbaikinya.
·         Untuk mengetahui hak Alah Swt.
·         Untuk mengurangi beban hisab esok di akhirat.

Surat ‘Umar ibn Khathtab ‘ :
“Hisablah dirimu sebelum kamu di hisab kelak. Timbanglah dirimu sebelum kamu ditimbang kelak. Karena sesungguhnya akan ringan bagimu menghadapi hisab esok hari bila kamu telah menghisabnya hari ini. Berbiaslah kamu untuk hari”pameran besar” di mana pa hari itu dirimu akan dipamerkan tanpa ada yang tersembunyi sedikitpun.”
H.    TAUBAT

a.      Pengertian

Taubat  adalah kembali dari hal yang di larang-Nya menuju hal yang diperintahkan-Nya. Kembali dari maksiat menuju taat. Kembali dari saling bertentangan menuju yang saling menyenangkan,Kembali kepada Allah setelah meninggalkan-Nya dan kembali taat setelah menentang-Nya.

b.      Dimensi Taubat

Taubat yang sempurna harus memenuhi 5 Dimensi ini :
·         Menyadari kesalahan.
·         Menyesali kesalahan.
·         Memohon ampun kepada Allah SWT.
·         Berjanji tidak akan mengulanginya.
·         Menutupi kesalahan masalalu dengan amal shaleh.
Taubat yang memiliki lima dimensi inilah yang disebut dengan taubat yang sempurna atau dalam bahasa Al-Qur’an disebut dengan taubat nashuha.

II.                AKHLAQ TERHADAP ROSULULLAH SAW

A.     MENCINTAI DAN MEMULIAKAN ROSUL

a.       Beberapa ayat tentang perintah mencintai Rosul Saw dan memuliakanya

·         Setiap orang yang mengaku beriman kapada Allah SWT tentulah harus beriman bahwa Muhammad saw adalah Nabi dan Rasulullah yang terakhir, penutup sekalian nabi dan rasul, tidak ada lagi nabi, apalagi rasul sesudah beliau (QS. Al-Ahzab 33:40).
·         “Dan barangsiapa yang menaati Allah dan Rasul, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-otang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu Nabi-nabi, orang-orang yang benar, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.”(QS. AnNia 4: 69).
B.   MENGIKUTI  DAN  MENTAATI  ROSUL SAW

a.      Mengikuti Rasulullah saw (ittiba’ ar-Rasul) adalah salah satu bukti kecintaan seorang hamba terhadap Allah SWT.  Allah Swt berfirman :

·         “Katakanlah : “ jika kamu benar-benar mencintai Allah Swt, ikutilah aku, niscaya Allah Swt mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. “ Allah Swt Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali-Imran 3:31 ).

·         Rosulullah Saw diutus oleh Allah Swt untuk diikuti dan dipatuhi.
“ Dan Kami tidak mengutus seorang rasul, melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah Swt...”( QS. An-Nisa’ 4:64 ).

b.      Ajaran Al-Quran dan Sunnah  yang diwariskan Rosulullah Saw bersifat Komperhensif  ( mencangkup seluruh aspek kehidupan ). Warisan Rosulullah Saw dapat dibagi menjadi 4 aspek yaitu :
·         Aspek Aqidah
·         Aspek Ibadah
·         Aspek Akhlaq
·         Aspek Mu’amalah ( mencangkup tata kehidupan berkeluarga )

C.   MENGUCAPKAN SHALAWAT DAN SALAM

·        Allah SWT  memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk mengucapkan shalawat dan salam bagi Nabi Muhammad saw.
·         “Sesungguhnya  Allah dan Malaikat–malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi .Hai orang-orang  yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (QS. Al-Ahzab 33: 56)
·         Menurut Al-Ghazali Khalil ‘Aid dalam bukunya Tafsir Surah Al-Ahzab, shalawat dari  Allah SWT  untuk Nabi artinya rahmah dan keridhaan, dari Malaikat artinya permohonan ampun dan do’a, sedangkan dari orang-orang yang beriman berarti penghormatan supaya Allah SWT menambah kemuliaan dan kehormatan bagi beliau. Secara etimologis ash-shalah (bentuk mash dardariyushallum) dapat berarti doa’, istigfar dan rahmah.

·        Waktu dan Teks Shalawat dalam Salam

Selain membacanya dalam ibadah shalat, kita dianjurkan sebanyak mungkin mengucapkan shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW dalam berbagai kesempatan, terutama sekali tatkala mendengar nama beliau disebut.

·        Teks yang digunakan dalam shalat adalah sebagai berikut :

·         Teks salam:
“Semoga keselamatan bagi engkau, wahai Nabi, beserta rahmat dan berkah dari Allah.”
·         Teks Shalawat:
“Ya Allah, limpahkanlah rahmah-Mu kepada Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah melimpahkannya kepada Ibrahim dan keluarganya. Dan berkahilah Muhammad dan keluarganya, sebagaimana engkau telaberkahi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Yang Maha Terpuji dan Maha Mulia.”









0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More
$(".tabs-widget-content-widget-themater_tabs-1432447472-id").hide(); $("ul.tabs-widget-widget-themater_tabs-1432447472-id li:first a").addClass("tabs-widget-current").show(); $(".tabs-widget-content-widget-themater_tabs-1432447472-id:first").show(); $("ul.tabs-widget-widget-themater_tabs-1432447472-id li a").click(function() { $("ul.tabs-widget-widget-themater_tabs-1432447472-id li a").removeClass("tabs-widget-current a"); $(this).addClass("tabs-widget-current"); $(".tabs-widget-content-widget-themater_tabs-1432447472-id").hide(); var activeTab = $(this).attr("href"); $(activeTab).fadeIn(); return false; }); });